Kamis, 21 Juni 2012

Fungsi Keluarga di Pedesaan


Fungsi Lembaga Keluarga di Pedesaan

            Koentjaraningrat (2006:131) merumuskan, “Lembaga sosial merupakan suatu sistem tata kelakuan dan hubungan yang berpusat kepada aktivitas untuk memenuhi kompleksitas kebutuhan dalam masyarakat yang menekankan pada sistem tata kelakuan atau norma untuk memenuhi kebutuhan tersebut”. Sedangkan Ary H. Gunawan (2003:3) menuturkan lembaga sosial merupakan struktur sosial beserta perlengkapannya, yang dengan struktur sosial tersebut masyarakat (manusia) mengatur, mengarahkan, dan melaksanakan berbagai kegiatan yang perlu dilakukan dalam memenuhi kebutuhannya.
            Lembaga sosial (lembaga kemasyarakatan) terdapat di setiap masyarakat tanpa memedulikan apakah masyarakat tersebut mempunyai taraf kebudayaan bersahaja atau modern karena setiap masyarakat tentu mempunyai kebutuhan-kebutuhan pokok yang apabila dikelompok-kelompokkan, terhimpun menjadi lembaga kemasyarakatan.
            Salah satu lembaga sosial adalah lembaga keluarga (pranata keluarga). Lembaga keluarga merupakan unit sosial yang terkecil dalam masyarakat. Dan juga institusi pertama yang dimasuki seorang manusia ketika dilahirkan. Pada umumnya keluarga terbentuk melalui perkawinan yang sah menurut agama, adat atau pemerintah dengan proses seperti diawali dengan adanya interaksi antara pria dan wanita, interaksi dilakukan berulang-ulang, lalu menjadi hubungan sosial yang lebih intim sehingga terjadi proses perkawinan, setelah terjadi perkawinan, terbentuklah keturunan , kemudian terbentuklah keluarga inti.
Dalam keluarga, orang tua wajib mendidik anak-anak mereka sebagai generasi penerus bangsa. Agar anak-anak mereka mempunyai karakter yang baik dan sesuai yang diharapkan oleh masyarakat sekitar, maka peran orang tua sangat penting dalam mewujudkan hal tersebut. Karakter tidak ditentukan oleh tempat pendidikan yang hebat. Misalnya pendidikan di sekolah-sekolah internasional, atau sekolah-sekolah yang berada di kota-kota besar. Namun, pendidikan bagi anak-anak bangsa dapat dilakukan di mana saja, di lingkungan sekolah, di lingkungan sekitar, atau di keluarga tersebut.
Keluarga mempunyai fungsi diantaranya adalah sebagai sarana untuk meneruskan keturunan. Artinya dalam pernikahan pasti yang diharapkan adalah kehadiran seorang anak yang akan menjaidi penerus orang tuanya. Fungsi yang selanjutnya adalah fungsi sosialisasi, maksudnya adalah bahwa keluarga berperan dalam membentuk kepribadian anak agar sesuai dengan harapan orang tua dan masyarakatnya. Keluarga sebagai wahana sosialisasi primer harus mampu menerapakan nilai dan norma masyarakat melalui keteladanan  orang tua.Kemudian fungsi afeksi artinya didalam keluarga diperlukan kehangatan rasa kasih saying  dan perhatian antar anggota keluarga yang merupakan salah satu kebutuhan manusia sebagai makluk berpikir  dan bermoral (kebutuhan integratif) apabila anak kurang atau tidak mendapatkannya , kemungkinan ia sulit untuk dikendalikan nakal, bahkan dapat terjerumus dalam kejahatan.
Fungsi yang selanjutnya adalah fungsi ekonomi artinya bahwa keluarga terutama orang tua mempunyai kewajiban ekonomi seluaruh keluarganya . Ibu sebagai sekretaris suami didalam keluarga harus mampu mengolah keuangan sehingga kebutuahan dalam rumah tangganya dapat dicukupi.
Kemudian fungsi Fungsi pengawasan social artinya bahwa setiap anggota keluarga pada dasarnya saling melakukan control atau pengawasan karena mereka memiliki rasa tanggung jawab dalam menjaga nama baik keluarga .
Fungsi proteksi (perlindungan)  artinya fungsi perlindungan sangat diperlukan keluarga terutma anak , sehigngga anak akan merasa aman hidup ditengah-tengah keluarganya. Ia akan merasa terlindungi dari berbagai ancaman fisik mapun mental yang dating dari dalam keluarga maupun dari luar keluarganya.
Fungsi pemberian status artinya bahwa melalui perkawinan seseorang akan mendapatkan status atau kedudukan yang baru di masyarakat  yaitu suami atau istri. Secara otomatis mereka akan diperlakukan sebagai orang yang telah dewasa dan mampu bertanggung jawab kepada diri, keluarga, anak-anak dan masyarakatnya.
Keluarga menjadi tempat pertama bagi pendidikan anak. Orang tua memberikan pengetahuan tentang jati diri si anak. Keluarga merupakan tempat pertama di mana seorang anak belajar untuk mencari citra dirinya dihadapan Tuhan. Jika dalam proses tersebut ternyata terdapat masalah-masalah, misalnya orang tua cerai (terpisah) maka akan berpengaruh juga terhadap identitas dan jati diri si anak. Umumnya si anak akan merasa tertekan, merasa sepi (hidup tanpa kasih sayang yang lengkap dari keluarga), minder dengan teman-teman sebayanya, merasa sakit hati dengan nasib yang diterimanya, dan lain sebagainya.
Keluarga juga menjadi tempat pertama bagi si anak untuk belajar tentang nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat. Proses belajar tentang nilai dan norma sangat penting, karena dengan nilai dan norma yang diketahui dan dipahami oleh si anak, maka si anak akan menjadi seseorang yang berkepribadian baik. Si anak akan mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk. Kemudian, si anak juga memperoleh pengetahuan tentang bagaimana cara berinteraksi dengan masyarakat sekitar, bagaimana cara membangun hubungan dengan orang lain secara harmonis.
Dalam masyarakat agraris pedesaan, keluarga akan banyak menjalankan fungsi pendidikan, karena mungkin diharapkan bahwa sewaktu-waktu anak-anak mereka akan memikul tanggung jawab pengelolaan ladang milik keluarga dan harapan lain dari orang tua bahwa anak-anaknya bisa hidup lebih baik dari orang tuanya. Keluarga merupakan bagian dari pranata sosial begitu juga dengan pendidikan. Pengaruh keluarga sangat besar dalam mempengaruhi kepribadian si anak, sebab waktu terbanyak anak adalah keluarga, dan di dalam keluarga itulah diletakkan sendi-sendi dasar pendidikan.
Biasanya dalam keluarga, orang tua pasti akan memberikan contoh-contoh teladan  yang baik untuk ditiru oleh anak-anak mereka. Misalnya bagaimana berinteraksi dengan orang lain dengan etika yang benar, maka secara tidak langsung si anak akan belajar dengan melihat apa yang telah dilakukan oleh orang tuanya.
Selain itu, orang tua juga akan mengajari kepada anak-anaknya untuk beraktifitas. Misalnya ibu akan mengajari anak perempuannya untuk belajar memasak, mencuci piring, membeeskan rumah dan lain sebagainya. Sedangkan untuk anak laki-laki biasanya akan ditanamkan kemandirian, seperti mencuci baju sendiri, membantu pekerjaan bapak di ladang dan sebagainya.
Anak-anak juga akan ditanamkan nilai-nilai budi pekerti luhur. Misalnya anak akan menuruti perintah orang tuanya. Contoh kasus jika si anak dimintai tolong oleh orang tuanya (orang lain juga) maka si anak akan melaksanakan perintah tersebut. Hal itu bertujuan untuk mendidik anak agar mempunyai jiwa yang peduli terhadap lingkungan, rasa saling tolong menolong terhadap sesama, dan lain sebagainya.
Kemudian, orang tua akan memberikan nasehat-nasehat kepada si anak jika si anak telah melakukan kesalahan. Misalnya, jika si anak ketahuan telah berbohong, maka orang tua akan memberikan nasihat kepada si anak. Tidak itu saja, namun orang tua biasanya akan memberikan hukuman kepada si anak agar si anak jera dan tidak akan mengulangi kesalahan yang sama.
        Contoh lain, orang tua akan mendidik si anak agar mempunyai kebiasaan-kebiasaan yang baik. Misalnya berdoa sebelum makan, mengucapkan salam jika hendak masuk dan keluar rumah, cium tangan bapak dan ibu ketika akan pergi (ke sekolah, bermain, dan sebagainya), merapikan tempat tidur di pagi hari, mandi 3 kali sehari, makan 3 kali sehari, mencuci piring sendiri setelah makan, tidak boleh memotong pembicaraan orang lain, dan kebiasaan-kebiasaan baik yang lainnya.


 DAFTAR PUSTAKA

Abdullah Idi. 2011.Sosiologi Pendidikan. Jakarta :  Rajawali pers.
Ibrahim, JabalTarik, 2003, Sosiologi Pedesaan. Malang : UMM Pres.
Koentjaraningrat. 1984. Masyarakat Desa di Indonesia. Jakarta : FE UI.
Soekanto, Soerjono, 2009, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta :Rajawali Pers.
Sudiono M.P Tjondronegoro, 1998, Keping-Keping Sosiologi dari Pedesaan. Jakarta: DIKTI.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan tuliskan komentar kalian demi kemajuan Blog ini...
:)