1.
George Caspar Homans
George Caspar Homans mengemukakan bahwa penjelasan
ilmiah harus dipusatkan pada perilaku nyata yang dapat diamati dan diukur
secara empirik. Homans tidak memusatkan perhatiannya pada tingkat kesadaran
subjektif atau hubungan-hubungan timbal balik yang bersifat dinamis antara
tingkat subjektif dan interaksi nyata selengkap atau setegas interaksionisme simbol.
Inti dari teori pertukaran menurut Homans terletak
pada sekumpulan proposisi fundamental. Beberapa proposisinya menerangkan
setidaknya dua individu yang berinteraksi, namun proposisi ini berdasarkan
prinsip psikologi. Proposisi bersifat psikologis karena dua alasan, yaitu
sebagai berikut.
a. Proposisi itu biasanya dinyatakan dan diuji secara
empiris oleh orang yang menyebut dirinya psikolog.
b. Proposisi itu lebih mengenai perilaku manusia
individual daripada kelompok atau masyarakat (Ritzer dan Goodman, 2012: 358).
Adapun proposisi-proposisi dari Homans adalah sebagai
berikut (Raho, 2007: 172- 176).
1) Proposisi sukses, berbunyi: “Semakin sering
tindakan seseorang dihargai atau mendapat ganjaran maka semakin besar
kemungkinan orang tersebut melakukan tindakan yang sama”.
2) Proposisi rangsangan atau stimulus, berbunyi: “Apabila
pada masa lampau ada satu stimulus atau sejumlah stimuli di dalamnya tindakan
seseorang mendapat ganjaran maka semakin stimulus atau stimuli yang ada
menyerupai stimulus atau stimuli pada masa lampau itu, semakin besar pula
kemungkinan bahwa orang tersebut akan melakukan tindakan yang sama”.
3) Proposisi nilai, berbunyi: “Semakin tinggi nilai
tindakan seseorang maka semakin besar kemungkinan orang itu melakukan tindakan
yang sama”. Dalam proposisi ini, ia memperkenalkan konsep ganjaran dan hukuman
(rewards and punishments).
4) Proposisi kejenuhan, berbunyi: “Semakin sering
seseorang mendapat ganjaran pada waktu yang berdekatan, maka semakin kurang
bernilai ganjaran itu untuk dia”. Unsur waktu menjadi sangat penting dalam
proposisi ini. Orang pada umumnya tidak akan lekas jenuh jika ganjaran itu
diperoleh sesudah waktu yang cukup lama.
5) Proposisi persetujuan dan agresi, terdapat dua proposisi yang berbeda yaitu:
a. Proposisi pertama: “Bila
tindakan seseorang tidak memperoleh ganjaran seperti yang diharapkannya atau
mendapat hukuman yang tidak diharapkannya, maka semakin besar kemungkinan bahwa
dia menjadi marah dan melakukan tindakan agresif dan tindakan agresif itu
menjadi bernilai baginya”.
b. Proposisi kedua: “Apabila
seseorang mendapat ganjaran yang diharapkannya khususnya ganjaran yang lebih
besar daripada yang diharapkannya atau tidak mendapat hukuman yang
diperhitungkan, maka ia akan menjadi senang; lebih besar kemungkinannya ia akan
melakukan hal-hal yang positif dan hasil dari tingkah laku yang demikian adalah
lebih bernilai baginya”.
6) Proposisi rasionalitas, berbunyi: “Dalam memilih
diantara tindakan-tindakan alternative, seseorang akan memilih tindakan yang
dia rasakan pada saat itu mempunyai nilai hasil (value), value yang lebih besar
yang dilipatgandakan oleh kemungkinan mendapat hasil (probability/p)”.
2.
Peter M. Blau
Peter M. Blau berusaha mengembangkan sebuah teori
pertukaran yang menggabungkan tingkah laku sosial dasar manusia dengan struktur
masyarakat yang lebih luas, yakni antara kelompok, organisasi, dan Negara.
Konsep Blau tentang pertukaran sosial terbatas pada
tingkah laku yang mendatangkan imbalan, yakni tingkah laku yang akan berhenti
kalau dia berasumsi bahwa tidak bakal aka nada imbalan lagi. Mneurutnya,
orang-orang tertarik kepada satu sama lain karena bermacam-macam alasan yang
memungkinkan mereka membentuk atau membangun asosiasi-asosiasi sosial atau
organisasi-organisasi sosial (Raho, 2007: 176).
Apabila satu kelompok di dalam asosiasi itu
membutuhkan sesuatu dari kelompok lain tetapi tidak mungkin mengembalikannya
dalam imbalan yang seimbang, maka 4 kemungkinan dapat terjadi yaitu sebagai
berikut (Rahi, 2007: 177).
a) Orang dapat memaksa orang lain untuk menolongnya.
b) Mereka mencari dari sumber yang lain, bantuan untuk
memenuhi kebutuhan mereka.
c) Mereka dapat bertahan dan hidup terus tanpa memperoleh
apa yang mereka butuhkan itu.
d) Yang terpenting mereka dapat takluk kepada orang-orang
lain yang memberikan bantuan kepada mereka.
Tujuan Blau adalah untuk memahami struktur-struktur sosial
yang berdasarkan analisis proses sosial yang mempengaruhi hubungan antar
individu dan kelompok. Ia bermaksud menganalisis struktur sosial yang lebih
kompleks. Ia memusatkan perhatian pada proses pertukaran yang menurutnya
mengatur kebanyakan perilaku manusia dan melandasi hubungan antar individu
maupun kelompok.
Struktur sosial kompleks yang menandai kehidupan
kolektif luas, secara fundamental berbeda dari struktur kelompok kecil yang
lebih sederhana. Struktur hubungan sosial berkembang dalam kelompok kecil
selama berlangsungnya interaksi dikalangan sebagian besar komunitas besar atau
keseluruhan masyarakat, tentu ada mekanisme lain yang menengahi struktur
hubungan sosial antara mereka (Blau dalam Ritzer dan Goodman, 2012: 372).
Menurut Blau, terdapat 4 langkah berurutan mulai dari
pertukaran antar pribadi ke struktur sosial hingga ke perubahan sosial.
a) Langkah pertama: pertukaran atau transaksi antar
individu yang meningkat ke…..
b) Langkah kedua: diferensiasi status dan kekuasaan yang
mengarah ke…..
c) Langkah ketiga: legitimasi dan pengorganisasian yang
menyebarkan bibit dari….
d) Langkah keempat: oposisi dan perubahan mikro ke makro.
3.
Thibaut & Kelley
Dalam
buku mereka yang berjudul The Social
Psychology of Groups, Thibaut and Kelley memusatkan perhatiannya pada
kelompok yang terdiri dari dua orang anggota (diad).
Mereka merasa yakin bahwa usaha memahami tingkah laku yang kompleks dari
kelompok-kelompok besar mungkin dapat diperoleh dengan cara menggali pola
hubungan diadis (dua orang). Meskipun pola penjelasan
tingkah laku mereka tentang diadis
bukan sekedar suatu pembahasan tentang proses komunikasi dalam kelompok dua
anggota. Beberapa rumusan mereka mempunyai relevansi langsung tentang
komunikasi kelompok. Model Thibaut dan Kelley mendukung asumsi-asumsi yang
dibuat oleh Homans dalam teorinya tentang proses pertukaran sosial, khususnya
bahwa interaksi sosial manusia mencakup pertukaran barang dan jasa, serta bahwa
tanggapan-tanggapan individu-individu yang muncul melalui interaksi di antara
mereka mencakup baik imbalan (rewards)
maupun pengeluaran (cost). Apabila
imbalan tidak cukup, atau bila pengeluaran melebihi imbalan, interaksi akan
terhenti atau individu yang terlibat di dalamnya akan merubah tingkah laku
mereka dengan tujuan mencapai apa yang mereka cari.
Teori
ini menjelaskan bagaimana manusia memandang tentang hubungan kita dengan orang
lain sesuai dengan anggapan diri manusia tersebut terhadap:
a) Keseimbangan
antara apa yang diberikan ke dalam hubungan dan apa yang dikeluarkan dari
hubungan itu.
b) Jenis
hubungan yang dilakukan.
c) Kesempatan
memiliki hubungan yang lebih baik dengan orang lain.
Thibaut
dan Kelley, pemuka utama dari teori ini menyimpulkan teori ini sebagai berikut:
“Asumsi dasar yang mendasari seluruh
analisis kami adalah bahwa setiap individu secara sukarela memasuki dan tinggal
dalam hubungan sosial hanya selama hubungan tersebut cukup memuaskan ditinjau
dari segi ganjaran dan biaya”.
Thibaut
dan Kelley menyimpulkan model/konsep pertukaran sosial sebagai berikut : “setiap individu secara sukarela memasuki
dan tinggal dalam hubungan sosial hanya selama hubungan tersebut cukup
memuaskan ditinjau dari segi ganjaran dan biaya”.
Ganjaran, biaya, hasil, dan tingkat perbandingan merupakan empat konsep pokok
dalam teori ini.
a) Ganjaran
ialah setiap akibat yang dinilai positif yang diperoleh seseorang dari suatu
hubungan. Ganjaran berupa uang, penerimaan sosial atau dukungan terhadap nilai
yang dipegangnya. Nilai suatu ganjaran berbeda-beda antara seseorang dengan
yang lain, dan berlainan antara waktu yang satu dengan waktu yang lain. Bagi
orang kaya mungkin penerimaan sosial lebih berharga daripada uang. Bagi si
miskin, hubungan interpersonal yang dapat mengatasi kesulitan ekonominya lebih
memberikan ganjaran daripada hubungan yang menambah pengetahuan.
b) Biaya
adalah akibat yang dinilai negatif yang terjadi dalam suatu hubungan. Biaya itu
dapat berupa waktu, usaha, konflik, kecemasan, dan keruntuhan harga diri dan
kondisi-kondisi lain yang dapat menghabiskan sumber kekayaan individu atau
dapat menimbulkan efek-efek yang tidak menyenangkan. Seperti ganjaran, biaya
pun berubah-ubah sesuai dengan waktu dan orang yang terlibat di dalamnya.
c) Hasil
atau laba adalah ganjaran dikurangi biaya. Bila seorang individu merasa, dalam
suatu hubungan interpersonal, bahwa ia tidak memperoleh laba sama sekali, ia
akan mencari hubungan lain yang mendatangkan laba.
d) Tingkat perbandingan
menunjukkan ukuran baku (standar) yang dipakai sebagai kriteria dalam menilai
hubungan individu pada waktu sekarang. Ukuran baku ini dapat berupa pengalaman
individu pada masa lalu atau alternatif hubungan lain yang terbuka baginya.
Bila pada masa lalu, seorang individu mengalami hubungan interpersonal yang
memuaskan, tingkat perbandingannya turun.
DAFTAR RUJUKAN
Raho, Bernard. 2007. Teori
Sosiologi Modern. Jakarta: Prestasi Pustaka.
Ritzer, George dan Douglas J. Goodman. 2012. Teori Sosiologi Modern Edisi Keenam. Jakarta: Kencana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan tuliskan komentar kalian demi kemajuan Blog ini...
:)