Apa Definisi Sosiologi?
Merumuskan suatu
definisi (batasan makna) yang dapat mengemukakan keseluruhan pengertian, sifat,
dan hakikat yang dimaksud dalam beberapa kata dan kalimat merupakan hal yang
tidak mudah. Oleh sebab itu, suatu defini yang hanya dapat dipakai sebagai suatu
pegangan sementara saja. Sungguhpun penyelidikan berjalan terus dan ilmu
pengetahuan tumbuh kearah berbagai kemungkinan, masih juga diperlukan suatu
pengertian yang pokok dan menyeluruh. Untuk patokan sementara, akan diberikan
beberapa definisi sosiologi sebagai berikut.
Paritim
A. Sorokin mengatakan bahwa sosiologi adalah suatu ilmu yang
mempelajari: hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam
gejala-gejala sosial (misalnya antara gejala ekonomi dan agama, keluarga dengan
moral, hukum dengan ekonomi, gerak masyarakat dengan politik dan lain
sebagainya); hubungan dan pengaruh timbal balikantara gejala sosial dengan
gejala-gejala nonsosial (misalnya gejala geografis, biologis, dan sebagainya);
dan ciri-ciri umum semua jenis gejala-gejala sosial.
Roucek
dan Warren mengemukakan bahwa sosiologi
adalah ilmu yang mempelajari antara manusia dalam kelompok-kelompok.
William
F. Ogburn dan Meyer F.
Nimkoff berpendapat bahwa sosiologi adalah penelitian secara ilmiah
terhadap interaksi sosial dan hasilnya yaitu organisasi sosial.
J.A.A.
van Doorn dan C.J.
Lammers berpendapat bahwa sosiologi adalah ilmu pengetahuan tentang
struktur-struktur dan proses-proses kemasyarakatan yang bersifat stabil.
Green
(1960) dalam Rahardjo (1999)
menyatakan bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari kehidupan manusia dalam
masyarakat dalam berbagai aspeknya.
Priyotamtomo
(2001) lebih lanjut mengemukakan bahwa sosiologi mempelajari perilaku
masyarakat dan perilaku sosial manusia dengan meneliti kelompok yang
dibangunnya. Kelompok tersebut mencakup: keluarga, suku, komunitas, pemerintah,
organisasi sosial, kelompok ekonomi, kelompok politik, dan lain sebagainya. Sosiologi
mempelajari perilaku dan interaksi kelompok, menelusuri asal-usul
pertumbuhannya serta menganalisis pengaruh kegiatan kelompok terhadap para
anggotanya.
Emile Durkheim
menjelaskan bahwa sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari fakta-fakta
sosial, yakni fakta yang mengandung cara bertindak, berpikir, berperasaan yang
berada di luar individu di mana fakta-fakta tersebut memiliki kekuatan untuk
mengendalikan individu.
Paul B. Horton
berpendapat bahwa sosiologi adalah ilmu yang memusatkan penelaahan pada
kehidupan kelompok dan produk kehidupan kelompok tersebut.
Jhonson,
berpendapat bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari kehidupan dan
perilaku, terutama dalam kaitannya dengan suatu sistem sosial dan bagaimana
sistem tersebut mempengaruhi orang dan bagaimana pula orang yang terlibat di dalamnya
mempengaruhi sistem tersebut.
Selo
Soemardjan dan Soelaeman
Soemardi mengatakan bahwa sosiologi atau ilmu kemasyarakatan adalah ilmu
yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial, termasuk
perubahan-perubahan sosial. Selanjutnya menurut Sole Soemardjan dan Soelaeman
Soemardi, struktur sosial adalah keseluruhan jalinan antara unsur-unsur
sosial yang pokok, yaitu kaidah-kaidah sosial (norma-norma sosial),
lembaga-lembaga sosial, kelompok-kelompok serta lapisan-lapisan sosial. Proses sosial
adalah pengaruh timbal balik antara berbagai segi kehidupan bersama, misalnya
pengaruh timbal balik antara segi kehidupan ekonomi dengan segi kehidupan
politik, antara segi kehidupan hukum dengan segi kehidupan agama, antara segi
kehidupan hukum dengan segi kehidupan ekonomi dan lain sebagainya. Salah satu proses
sosial yang bersifat tersendiri adalah dalam hal terjadinya perbahan-perubahan
di dalam struktur sosial.
Apa Hakikat Sosilogi?
Apabila sosiologi telah
ditelaah dari sudut sifat hakikatnya, maka akan dijumpai beberapa petunjuk yang
akan dapat membantu untuk menetapkan ilmu pengetahuan macam apakah sosiologi
itu? Sifat-sifat hakikatnya adalah sebagai berikut.
Pertama,
sosiologi merupakan suatu ilmu sosial dan bukan merupakan ilmu pengetahuan alam
ataupun ilmu pengetahuan kerihanian. Kedua,
sosiologi bukan merupakan disiplin yang normatif tetapi merupakan suatu
disiplin yang kategoris, artinya sosiologi membatasi diri pada apa yang terjadi
dewasa ini dan bukan mengenai apa yang terjadi atau seharusnya terjadi. Ketiga, sosiologi merupakan suatu ilmu
pengetahuan yang murni (pure science) dan bukan merupakan ilmu pengetahuan
terapan atau terpakai (applied science). Keempat,
sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang abstrak dan bukan merupakan ilmu
pengetahuan yang konkret. Artinya bahwa yang diperhatikannya adalah bentuk dan
pola-pola peristiwa dalam masyarakat, tetapi bukan wujudnya yang konkret. Kelima, sosiologi bertujuan untuk
menghasilkan pengertian dan pola-pola umum. Sosiologi meneliti dan mencari apa
yang menjadi prinsip atau hukum-hukum umumndari interaksi antar manusia dan
juga perihal sifat hakikat, bentuk, isi, dan struktur masyarakat manusia. Keenam, sosiologi merupakan ilmu
pengetahuan yang empiris dan rasional. Ciri tersebut menyangkut soal metode
yang dipergunakannya. Ketujuh, sosiologi
merupakan ilmu pengetahuan yang umum dan bukan merupakan ilmu pengetahuan yang
khusus. Artinya sosiologi mempelajari gejala yang umum ada pada setiap
interaksi antarmanusia.
Apa Objek Sosiologi?
Objek sosiologi adalah
masyarakat yang dilihat dari sudut hubungan antarmanusia dan proses yang timbul
dari hubungan manusia di dalam masyarakat. Masyarakat
merupakan sekelompok manusia yang hidup bersama. Di dalam ilmu sosial tidak
ada ukuran mutlak ataupun angka pasti untuk menentukan berapa jumlah manusia
yang harus ada. Akan tetapi, secara teoretis angka minimumnya adalah dua orang
yang hidup bersama.
Bercampur untuk waktu
yang cukup lama. Kumpulan dari manusia tidaklah sama dengan kumpulan
benda-benda mati. Karena dengan berkumpulnya manusia, maka akan timbul
manusia-manusia baru. Manusia itu juga dapat bercakap-cakap, merasa dan
mengerti. Mereka sadar bahwa mereka merupakan satu kesatuan. Mereka juga
merupakan suatu sistem hidup bersama. Sistem kehidupan bersama menimbulkan kebudayaan
karena setiap anggta kelompok merasa dirinya terikat satu dengan yang lainnya.
Manusia senantiasa
mempunyai naluri yang kuat untuk hidup bersama dengan sesamanya. Apabila dibandingkan
dengan makhluk hidup yang lain manusia
tidak akan mungkin hidup sendiri. Manusia tanpa manusia lainnya pasti akan “mati”.
Komponen-konponen
masyarakat adalah sebagai berikut.
a. Populasi, yaitu warga-warga suatu
masyarakat yang dilihat dari sudut pandangan kolektif. Secara sosiologis,
aspek-aspek sosiologis yang perlu dipertimbangkan adalah: aspek-aspek genetik
yang konstan; variabel-variabel genetik; dan variabel-variabel geografis.
b. Kebudayaan, yaitu hasil karya, cipta,
dan rasa dari kehidupan bersama yang mencakupnsistem lambang-lambang dan
informasi.
c. Hasil-hasil kebudayaan materiil.
d. Organisasi sosial, yaitu jaringan
berhubungan antara warga-warga masyarakat yang bersangkutan, yang antara lain
mencakup: warga masyarakat secara individual; peranan-peranan;
kelompok-kelompok sosial; dan kelas-kelas sosial.
e. Lembaga-lembaga sosial dan sistemnya.